Menyanyi True Colors

-Yogyakarta, Jumat, 15 Juni 2012-

Jalan-jalan Bareng KLIK 18 Seri 2

Your true colors, true colors
Are beautiful, like a rainbow**

Di Tugu, poros kota Yogya, warna-warna berputar tanpa jeda. Di sana kehidupan selamanya seperti nuansa pelangi. Aneka ria, namun tak saling berbentur.

Pada suatu Jumat malam, Card to Post dan teman-teman KLIK 18 menangkap warna-warna itu untuk dikartuposkan kepada presiden. Pssst … sebelum dicetak ke dalam kartu pos, kamu boleh mendapat bocoran sedikit cerita di balik beberapa foto … ;)

karpet kita matching sama motor polisi


  
Mbak Nabila

So don’t be afraid to let them show …**

“Mbak, ikutan difoto, yuk, mau bilang apa ke presiden?” Putri menyapa Mbak Nabila yang kebetulan lewat.  
Sambil tersenyum malu-malu, Mbak Nabila balik bertanya ragu-ragu, “Masak aku, sih? Mau bilang apa?”
“Iya, masa yang difoto bencong … hehehe ,” teman Mbak Nabila ikut berseloroh.
“Ya nggak apa-apa. Siapa aja boleh ikutan, tulis apa aja, nggak usah serius-serius juga nggak apa-apa,” ujar Fikrie.

Maka Mbak Nabila pun menulis, “Pak SBY, yuk goyang sama aku ….”.  Selanjutnya Neng dari Cimahi itu berpose aduhai dan teman-teman dari KLIK 18 memotretnya. 

*klik* :



Desi Priharyono

You call me up, because I know I’ll be there**

Ketika kami duduk-duduk di seputar tugu, salah satu sosok yang paling suka difoto-foto adalah Mas Desi Priharyono dari Kopijos (Komunitas Pit Jowo Sleman). Berkendara sepeda ontel dan mengenakan semacam seragam cokelat, ia mengajak turis-turis setempat foto-foto bersamanya. “Ayo, ayo foto sama saya buat kenang-kenangan.”

Melihat Card to Pos dan KLIK 18 yang sedang menggelar sesi foto-foto, Mas Desi langsung tertarik dan berpartisipasi. Di atas sepedanya yang klasik, ia berpose sambil menyampaikan aspirasinya, “Pak SBY, segera lakukan penetapan DIY” . Teman-teman KLIK 18 memotretnya.

*klik*:


Uda dan Uni

Oh, I realize it’s hard to take courage …**

Sebut saja Uda dan Uni.  Sepasang muda-mudi yang ingin melanjutkan hubungan mereka ke pelaminan, namun terrintang masalah dana. Karena sah-sah saja mencurhatkan apa pun kepada presiden, untuk meringankan beban, Uda dan Uni menyampaikan keresahan hati mereka, “Pak SBY, bagi duit, dong, buat modal kawin Ni …”

Ketika mereka berdua berpose, teriring doa dari teman-teman KLIK 18 dan Card to Post ….

*klik*:




@RiaRandy

And that’s why I love you**

Pasangan muda berikutnya sudah menikah dan tampak unyu. Selain punya akun twitter bersama, nama mereka pun sama-sama diawali huruf “R”:  Ria dan Randy. Tak sengaja mereka lewat di sekitar kami dan segera berpartisipasi menyampaikan aspirasi mereka kepada presiden kita. Berdua mereka menulis, “Dear, Pak SBY, jadi pemimpin tanpa pamrih untuk negeri tercinta …”

Keduanya berpose mesra di depan motor polisi dan teman-teman KLIK 18 memotretnya.

*klik*:



Bajak Laut Bikers

Show me a smile then …**

Tiga orang bikers bertubuh tinggi besar parkir di dekat lesehan Card to Post dan KLIK 18. Ketika mereka bertiga befoto-foto di seputar tugu, dalam hati diam-diam kami ingin mengajak mereka turut difoto buat #KartuPosUntukPresiden. Tapi bagaimana caranya, ya?

Tahu-tahu salah seorang dari antara mereka lewat sambil tersenyum. Kami membalas senyumnya. “Mau ikut foto, Mas?” tanya Sundea.
“Ini apa, tho, Mbak?” sang biker yang ternyata bernama Mas Sulis balik bertanya.

Setelah dijelaskan, bikers yang bermotor dari Klaten tersebut bersedia berpose. “But I don’t know your president. So …, istri rekan Mas Sulis yang berasal dari Australia menggeleng. Kendati begitu, ia tampak turut senang dan ikut menambahkan icon wajah tersenyum di papan bertuliskan, “Pak Presiden, saya ini sudah gemuk tapi kurang makan. Salam buat Presiden RI dari Presiden Bikers Bajak Laut MC. Big Smile for You” yang dipegang suami dan kawannya.

Teman-teman KLIK 18 memotretnya.

*klik*:



Ini hanya sebagian keciiiiilllll… sekali dari cerita seru malam itu. Lingkar warna ini tidak terkunci dan masih dapat disambung dan disambung lagi. Mungkin di lain waktu dan kesempatan kamu pun ingin ikut menyambung mata rantai nuansa ini.

Di jantung kotanya, warna-warni Yogyakarta terus berputar. Saat membiarkan diri lebur dalam pendar, setiap warna tahu esensi mereka tetap tidak akan pudar …



** dicuplik dari lagu “True Colors” yang pernah dibawakan oleh beberapa penyanyi

POSTED BY cardtopost
DISCUSSION 0 Comments

Leave a Reply

Powered by Blogger.